Rabu, 03 Juli 2013

“BUKIK LANGKISAU” BAGAIMANA NASIBMU KELAK ???

Daryulisman, SH. M.I.Kom


Objek wisata yang berlimpah dapat dirasakan ketika kita berada di kawasan Wisata Kota Painan, di jalan aspal yang cukup kecil disertai tanjakan tinggi menjulang, yang dikelilingi oleh pohon-pohon segar sehingga menawarkan aroma kesejukan dan kedamaian, semilir angin gunung dan bisikan dedaunan pepohonan seolah kegirangan saling menyapa menyambut para tamu, selamat datang para tamuku, selamat menikmati indahnya panoramaku,  inilah rumah kami, alam yang begitu bersahabat membuat saya bersemangat memacu kendaraan untuk sampai menuju puncak Wisata Bukit Langkisau. Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan itu hampir terbayar. Gelak tawa dan canda mewarnai perjalanan yang memenatkan itu. Rasa tidak sabar pun semakin menggebu ketika kami hampir sampai di puncak Wisata Bukik Langkisau.

Akhirnya, perjalanan panjang yang memenatkan itu dapat terlunaskan dengan sajian alam yang sangat menakjubkan. Pesona keindahan yang diperlihatkan alam sungguh merupakan lukisan indah hasil karya Sang Pencipta, Bukit Langkisau yang menjulang tinggi, dihiasi sawah yang membentang di setiap sisi lereng dengan suasana pedesaan yang masih natural, Pulau-pulau yang berjejer terlihat jelas dari ketinggian gunung batu itu menambah indahnya panorama alam seakan tidak ada yang terlewatkan dari perjalanan sejarah kota ini. 

Sambil menikmati secangkir kopi hangat sebagai pelengkap, telah mengobati seluruh rasa capek dan bosan saat di perjalanan. Bukit Langkisau yang terletak di jantung Kota Painan ini masih menunggu kedatangan para pengunjung untuk melihat salah satu keindahan alam yang menakjubkan itu. Seharusnya pada jam seperti ini sudah ramai pengunjung yang berdatangan, pikirku sambil menyeduh kopi yang masih hangat, apalagi pada saat ini adalah hari libur kerja.
Sore menjelang, pengunjung pun mulai berdatangan, seakan tak ingin melewatkan indahnya pemandangan alam disaat mentari mulai kembali keperaduannya, tidak terlukiskan betapa indahnya panorama alam dari ketinggian bukit batu ini.

Sambil merenung kembali ke masa silam 10 tahun yang lampau, bukit langkisau yang ku kenal dulu tidak seperti ini, nyaris tidak ada jalan untuk sampai ke sini, hanya hutan belantara, kini telah disulap menjadi sebuah tempat wisata oleh pemerintah daerah setempat.

Selain sebagai objek wisata, Bukit Langkisau juga sering digunakan untuk Olahraga Paralayang. Permukaan tebing yang tinggi menjulang, cukup memacu adrenalin para Olahragawan Paralayang dalam melakukan aksinya, dan bahkan dari sini sudah banyak melahirkan olahragawan berprestasi baik tingkat nasional maupun internasional,   

Di puncak Bukit Langkisau, banyak Wisatawan yang mengabadikan momen indah itu dengan berfoto-foto. Baik hanya sekedar memfoto pemandangan sekitar, atau foto bersama-sama. Keindahan alam yang mempesona itu, juga tidak luput dari incaran para Fotographer. Objek alam yang natural dan fresh membuat para Fotographer berlomba untuk mencari penampakan yang menarik. Kawasan yang indah, bersih, nan eksotis membuat Bukit Langkisau  menjadi salah satu objek wisata idola para Wisatawan yang suka dengan objek wisata  alam yang masih natural.

Hidangan kopi yang tadinya hangat, sekarang sudah mulai terasa dingin, persis sama dengan apa yang sedang bergelayut di benakku, terbayang dua tahun silam waktu saya ke Malaysia, aku menyempatkan untuk berkunjung ke Genting Highlands tempat wisata yang paling tersohor di Malaysia,  sambil menaiki kereta gantung Genting Skyway untuk menuju puncak Genting Highlands, tefikir di benak ku adalah Bukit Langkisau…  ya,,, Bukit Langkisau,,.. 

Lima tahun, sepuluh tahun, bahkan dua puluh tahun lagi tidak mustahil Bukit Langkisau akan menjadi sebuah destinasi wisata modern, mampu mendongkrak pendapatan Daerah sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kota painan, kenapa tidak, Kota Painan dengan objek wisatanya yang berlimpah, tidak jauh dari Bukit Langkisau sekitar 200 meter, Pantai Carocok dengan Panorama yang indah serta masyarakatnya yang ramah mampu memberikan kesan yang mendalam bagi para pengunjung, tidak jauh dari pantai carocok terdapat sebuah pulau kecil berpasir putih yang bernama Pulau Cingkuk yang merupakan saksi bisu sejarah masa penjajahan Belanda, yang mana Pulau ini pernah dijadikan sebagai kantor bagi colonial Belanda serta menjadi pusat pelabuhan kapal international. 

Tempat-tempat wisata yang masih belia ini merupakan sebuah pengharapan bagi anak negeri, namun sampai saat ini ia tak lebih dari sebuah tempat wisata yang seolah-olah sedang bimbang tentang masa depannya, mimpi untuk memberikan kenyamanan, kebersamaan, kebahagiaan dan memberikan secercah harapan di masa depan imbas dari keberadaannya di tengah masyarakat, tentu merupakan sebuah keprihatinan jika tidak di garap kearah yang lebih maju, mungkin akan lebih banyak pengorbanan yang akan dilakukan, kapan kita bisa menikmati puncak langkisau, Pantai Carocok dan Pulau Cingkuk sebagai Destinasi Wisata modern yang mana tidak hanya menawarkan panorama yang indah saja, namun lebih dari itu 



         


Penguatan Sistem Pembangunan Keolahragaan Di Kabupaten Pesisir Selatan

Daryulisman, SH. M.I.Kom



Olahraga dan Pembangunan :

Tidak dapat dipungkiri Olahraga telah menjadi kebutuhan banyak pihak, tidak saja bagi insan-insan olahraga, tetapi juga meliputi masyarakat umum. Olahraga telah masuk ke dalam domain publik dan bukan lagi merupakan monopoli mereka yang mengaku insan olahraga semata. Sebagian dari mereka berpandangan olahraga indentik dengan prestasi, sehingga kalau membangun olahraga berarti membangun olahraga prestasi. Sementara sebagian yang lain berpandangan bahwa olaharga yang diperuntukan bagi semua orang (sport for all) lebih bermanfaat bagi bangsa yang sedang membangun.

Masalah pembangunan keolahragaan harus ditelaah dan dipahami, serta dicari solusinya dari sudut pandang yang luas dan mendasar. Dari kacamata kesisteman, sangat dipahami bahwa hasil pembinaan dalam subsistem olahraga kompetitif yang menekankan pencapaian dan peningkatan prestasi terkait langsung dengan subsistem lainnya, yakni pendidikan jasmani (termasuk pendidikan olahraga) dan olahraga masyarakat. Semua subsistem itu harus dibina dan dibentuk atas landasan yang kokoh, yakni partisipasi aktif dan teratur secara meluas di kalangan masyarakat.

Rendahnya budaya keolahragaan dapat dilihat dari upaya partisipasi masyarakat, ruang terbuka, sumber daya manusia, dan kebugaran. Kondisi ini disebabkan oleh kesempatan untuk beraktivitas olahraga, dikarenakan kurangnya lapangan dan fasilitas untuk berolahraga, lemahnya koordinasi lintas lembaga dalam hal penyediaan fasilitas umum untuk lapangan dan fasilitas olahraga bagi masyarakat umum dan tempat permukiman. Selain itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga sebagai landasan untuk menjaga kualitas kesehatan sekaligus kesadaran akan budaya olahraga masih rendah.

Dalam rangka menumbuhkan budaya olahraga untuk meningkatkan kemajuan pembangunan olahraga, beberapa permasalahan yang harus diatasi adalah: masih terkotak-kotaknya sistem dan manajemen keolahragaan dan belum terpadunya semua unsur masyarakat; sarana dan prasarana tidak lagi memenuhi standar latihan; belum adanya sistem informasi keolahragaan yang mutakhir yang dikelola secara profesional serta jaringan kerjasama yang baik dalam pembinaan dan pengembangan olahraga antar daerah, antar instansi, antar perkumpulan/organisasi olahraga dan lain-lain.

Prestasi Olahraga Kabupaten Pesisir Selatan yang semakin merosot, yang terlihat dari menurunnya prestasi olahraga dalam Multi Event Pekan Olahraga Provinsi (POPRPOV) ke XII yang berlangsung di Kabupaten 50 Kota pada tanggal 12 Desember 2012 kemaren dimana Pesisir Selatan hanya berada pada peringkat 7 besar paling belakang dari 19 Kab/Kota di Sumatera Barat. Jika dilihat ke belakang di Mulai pada PORDA I s.d XII :

No
Porda Ke
Peringkat
Medali
Ket
Emas
Perak
Perunggu
1
Porda I Padang
11
0
9
3
1986
2
Porda II BKT
5
4
0
4
1987
3
Porda III Batu Sangkar
7
2
4
12
1990
4
Porda IV Pdg Pjg
11
1
9
7
1992
5
Porda V Pariaman
2
16
14
15
1994
6
Porda VI Pasaman
8
4
16
22
1997
7
Porda VII Payakumbuh
4
15
9
13
1999
8
Porda VIII Painan
2
46
28
39
2002
9
Porda IX Kab Solok
2
26
10
29
2004
10
Porda X Swl Sjj
2
62
51
45
2006
11
Porda XI Agam
6
21
17
25
2010
12
Porprov XII 50 Kota
12
17
16
17
2012

Kabupaten pesisir Selatan 4 kali menduduki posisi Runner Up di Bawah Kota Padang, maka pada PORPROV  XII tahun 2012 prestasi olahraga Kabupaten Pesisir Selatan terlampaui oleh Bukittinggi, Kab. Pdg Pariaman, Kab. 50 Kota, Kab. Agam, Kab. Solok, Kab. Pasaman, Kab. Tanah Datar, Kota Payakumbuh, Kota Sawahlunto dan Kota Padang Panjang, Permasalahannya adalah kita tidak mampu membina cabang olahraga khusus dalam penyediaan bibit olahraga tingkat pelajar serta cabang olahraga prestasi tingkat Yunior dan Senior. Permasalahan lain adalah sarana dan prasarana tidak lagi memenuhi standar latihan, lemahnya koordinasi antar pemangku kepentingan (stakeholder) olahraga dengan Cabang Olahraga di tingkat Daerah; serta belum serasinya kebijakan tentang program pembinaan olahraga.

Berkaca pada hal tersebut di atas sudah semestinya kita secara bersama-sama menyatukan visi dan misi dan berkomitmen penuh terhadap Penguatan Sistem pembangunan Keolahragaan di Kabupaten Pesisir Selatan agar terciptanya national character building suatu Daerah, sehingga olahraga menjadi sarana strategis untuk membangun kepercayaan diri, identitas Daerah dan kebanggaan Daerah. Berbagai kemajuan pembangunan di bidang keolahragaan yang bermuara kepada meningkatnya budaya dan prestasi olahraga dalam hal ini Pemerintah dan DPRD dalam mendukung program keolahragaan terutama dalam segi penganggaran yang diaplikasikan dengan meningkatnya alokasi anggaran keolahragaan dari tahun ke tahun, Serta Upaya KONI terhadap Program Pembinaan Cabang-cabang Olahraga termasuk juga memotivasi dunia usaha untuk memberikan dana melalui Corporate Social Responsibility ( CSR ) dari industri nasional dan BUMN / BUMD dalam mendukung pengembangan kegiatan olahraga di masyarakat.

Disisi lain, Terkait dengan pembangunan Budaya Olahraga di masyarakat pada konsepnya pembinaan olah raga itu tidak lain untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat itu sendiri, sehingga secara konsisten perlu  menempatkan olah raga sebagai bagian integral dari pembangunan. Dengan demikian, olah raga ditempatkan bukan sekadar merespons tuntutan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya, tetapi ikut bertanggung jawab untuk memberikan arah perubahan yang diharapkan. Keteguhan terhadap komitmen ini didukung oleh begitu banyak fakta dan pengalaman bahwa olah raga yang dikelola dan dibina dengan baik akan mendatangkan banyak manfaat bagi warga masyarakat. Seperangkat nilai dan manfaat dari aspek sosial, kesehatan, ekonomi, psikologis dan pedagogis merupakan landasan yang kuat untuk mengklaim bahwa olah raga merupakan instrumen yang ampuh untuk melaksanakan pembangunan yang seimbang antara material, mental, dan spiritual.

Dari aspek sosial diakui bahwa olah raga merupakan sebuah aktivitas yang unik karena sangat potensial untuk memperkuat integrasi sosial. Secara bertahap dan bersusun dari unit kecil, komitmen emosional pada satu tujuan bersama dapat meningkat ke tingkat komunitas, masyarakat sebuah daerah hingga ke jenjang nasional. Itulah sebabnya olah raga, seperti yang sering kita alami dalam olah raga kompetitif, dipandang ampuh untuk membangun persatuan dan kesatuan nasional.
  
Pada teorinya Pembangunan Olahraga diarahkan untuk :
  1. Mengembangkan kebijakan dan manajemen penyusunan dan perencanaan program olahraga dalam upaya mewujudkan penataan sistem pembinaan dan pengembangan olahraga secara terpadu dan berkelanjutan;
  2. Meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat secara lebih luas dan merata untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani serta membentuk watak bangsa, sekaligus membangun konsepsi budaya olahraga di kalangan masyarakat ;
  3. Meningkatkan sarana dan prasarana olahraga yang sudah tersedia untuk mendukung pembinaan olahraga;
  4. Meningkatkan upaya pembibitan dan pengembangan prestasi olahraga secara sistematik, berjenjang dan berkelanjutan;
  5. Meningkatkan pola kemitraan dan kewirausahaan dalam upaya menggali potensi ekonomi olahraga melalui pengembangan industri olahraga;
  6. Mengembangkan sistem penghargaan dan meningkatkan kesejahteraan atlet, pelatih, dan tenaga keolahragaan.
Tujuan program penguatan sistem pembangunan keolahragaan untuk mewujudkan keserasian berbagai kebijakan keolahragaan. Kegiatan pokok yang dilakukan
a.       Pemetaan dan pendataan potensi Keolahragaan di Kecamatan2 se Kabupaten Pesisir Selatan;
b.      Pengkajian kebijakan-kebijakan pembangunan di bidang Olahraga;
c.       Pengembangan kemitraan pemerintah dengan masyarakat dalam pembangunan keolahragaan;
d.      Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan olahraga.
Suprastruktur dan Sistem pembinaan Olahraga
Perlu dilakukan penataan yang mencakup subsistem pendidikan jasmani (pendidikan olah raga), olah raga masyarakat (rekreasi) dan olah raga kompetitif untuk tujuan berprestasi. Ketiganya menyatu sebagai sebuah kesatuan.  Penataan dimaksudkan agar dapat dicapai manfaat yang optimal bagi segenap warga sesuai pesan Piagam Internasional Pendidikan Jasmani dan Olah Raga yang dideklarasikan oleh UNESCO, tahun 1978 di Paris. Piagam itu mengisyaratkan pendidikan jasmani dan olah raga sebagai hak asasi yang fundamental bagi setiap orang.
Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga adalah untuk meningkatkan budaya olahraga, kesehatan jasmani, mental dan rohani masyarakat dan anak didik mulai dari pendidikan dasar, menengah hingga tinggi; mendorong dan menggerakkan masyarakat agar lebih memahami dan menghayati langsung hakekat dan manfaat olahraga sebagai kebutuhan hidup; meningkatkan kegiatan olahraga termasuk olahraga masyarakat dan olahraga tradisional; meningkatkan upaya pemanduan bakat dan pembibitan olahraga sejak usia dini; serta mendukung upaya pencapaian prestasi olahraga yang setinggi-tingginya dalam kaitan dengan pembangunan sosial dan ekonomi untuk meningkatkan citra Daerah.
Kegiatan pokok yang dilakukan antara lain meliputi :
  1. Pemassalan olahraga bagi pelajar dan masyarakat;
  2. Peningkatan pemanduan bakat dan pembibitan olahraga;
  3. Peningkatan prestasi olahraga;
  4. Peningkatan profesionalisme pelatih, manajer, dan tenaga keolahragaan;
  5. Pengembangan sistem penghargaan dan kesejahteraan bagi atlet, pelatih, dan tenaga keolahragaan.
Sumber Daya dan Manajemen  Pembiayaan
Sumber daya dan manajemen pembiayaan olah raga perlu mendapatkan perhatian khusus, karena dewasa ini ancaman yang dibangkitkan oleh gaya hidup pasif, telah mendatangkan persoalan yang sangat merugikan kehidupan manusia dengan aneka bentuk penyakit degeneratif, penyakit kurang gerak, dengan rangkaian akibat yang terkait langsung seperti terserang penyakit jantung koroner, diabetes melitus, kolesterol tinggi, dan lain yang sejenis. Dari aspek kejiwaan, olah raga atau aktivitas jasmani yang dilakukan hingga intensitas memadai, moderat, sangat efektif sebagai wahana untuk meningkatkan ketahanan terhadap stres dan menanggulangi depresi. Melalui pendekatan pembelajaran keterampilan taktis misalnya, diketahui bahwa pendidikan jasmani dan olah raga efektif untuk membina keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Karena itu, para peneliti sampai pada kesimpulan bahwa aktivitas jasmani atau olah raga sangat bermanfaat untuk memupuk kemampuan memecahkan masalah.
Pendidikan jasmani merupakan peletak dasar untuk segala aspek meliputi fisik, mental, intelektual, sosial, dan emosional spiritual. Kecakapan berolah raga di sepanjang hayat untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat, memerlukan pembekalan keterampilan sejak awal. Kita dapat menilai seberapa jauh kultur olah raga sudah berkembang di suatu masyarakat atau Daerah bergantung pada kebiasaan mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani secara aktif. Dalam kaitan ini maka antara olah raga masyarakat (rekreasi), selalu ada interaksi dengan olah raga kompetitif-prestasi dalam suasana saling mendukung dan menunjang.
Olah raga dan kesehatan memiliki kaitan langsung dengan ekonomi. Dari aspek ekonomi, data yang diperoleh misalnya dari Korea dan Australia menunjukkan prospek olah raga yang sangat positif untuk ikut serta meningkatkan ekonomi melalui beberapa segmen industri olah raga, di antaranya peralatan dan perlengkapan serta konstruksi fasilitas olah raga.
Oleh karena itu, mengingat penting dan manfaat olahraga dalam kehidupan saharí-hari,  perlu mengerahkan sumber daya yang tersedia melalui sinergi antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Termasuk perlu digali potensi pembiayaan dari sumber-sumber pendanaan yang memungkinkan untuk mendukung kegiatan olahraga