Rabu, 03 Juli 2013

Penguatan Sistem Pembangunan Keolahragaan Di Kabupaten Pesisir Selatan

Daryulisman, SH. M.I.Kom



Olahraga dan Pembangunan :

Tidak dapat dipungkiri Olahraga telah menjadi kebutuhan banyak pihak, tidak saja bagi insan-insan olahraga, tetapi juga meliputi masyarakat umum. Olahraga telah masuk ke dalam domain publik dan bukan lagi merupakan monopoli mereka yang mengaku insan olahraga semata. Sebagian dari mereka berpandangan olahraga indentik dengan prestasi, sehingga kalau membangun olahraga berarti membangun olahraga prestasi. Sementara sebagian yang lain berpandangan bahwa olaharga yang diperuntukan bagi semua orang (sport for all) lebih bermanfaat bagi bangsa yang sedang membangun.

Masalah pembangunan keolahragaan harus ditelaah dan dipahami, serta dicari solusinya dari sudut pandang yang luas dan mendasar. Dari kacamata kesisteman, sangat dipahami bahwa hasil pembinaan dalam subsistem olahraga kompetitif yang menekankan pencapaian dan peningkatan prestasi terkait langsung dengan subsistem lainnya, yakni pendidikan jasmani (termasuk pendidikan olahraga) dan olahraga masyarakat. Semua subsistem itu harus dibina dan dibentuk atas landasan yang kokoh, yakni partisipasi aktif dan teratur secara meluas di kalangan masyarakat.

Rendahnya budaya keolahragaan dapat dilihat dari upaya partisipasi masyarakat, ruang terbuka, sumber daya manusia, dan kebugaran. Kondisi ini disebabkan oleh kesempatan untuk beraktivitas olahraga, dikarenakan kurangnya lapangan dan fasilitas untuk berolahraga, lemahnya koordinasi lintas lembaga dalam hal penyediaan fasilitas umum untuk lapangan dan fasilitas olahraga bagi masyarakat umum dan tempat permukiman. Selain itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga sebagai landasan untuk menjaga kualitas kesehatan sekaligus kesadaran akan budaya olahraga masih rendah.

Dalam rangka menumbuhkan budaya olahraga untuk meningkatkan kemajuan pembangunan olahraga, beberapa permasalahan yang harus diatasi adalah: masih terkotak-kotaknya sistem dan manajemen keolahragaan dan belum terpadunya semua unsur masyarakat; sarana dan prasarana tidak lagi memenuhi standar latihan; belum adanya sistem informasi keolahragaan yang mutakhir yang dikelola secara profesional serta jaringan kerjasama yang baik dalam pembinaan dan pengembangan olahraga antar daerah, antar instansi, antar perkumpulan/organisasi olahraga dan lain-lain.

Prestasi Olahraga Kabupaten Pesisir Selatan yang semakin merosot, yang terlihat dari menurunnya prestasi olahraga dalam Multi Event Pekan Olahraga Provinsi (POPRPOV) ke XII yang berlangsung di Kabupaten 50 Kota pada tanggal 12 Desember 2012 kemaren dimana Pesisir Selatan hanya berada pada peringkat 7 besar paling belakang dari 19 Kab/Kota di Sumatera Barat. Jika dilihat ke belakang di Mulai pada PORDA I s.d XII :

No
Porda Ke
Peringkat
Medali
Ket
Emas
Perak
Perunggu
1
Porda I Padang
11
0
9
3
1986
2
Porda II BKT
5
4
0
4
1987
3
Porda III Batu Sangkar
7
2
4
12
1990
4
Porda IV Pdg Pjg
11
1
9
7
1992
5
Porda V Pariaman
2
16
14
15
1994
6
Porda VI Pasaman
8
4
16
22
1997
7
Porda VII Payakumbuh
4
15
9
13
1999
8
Porda VIII Painan
2
46
28
39
2002
9
Porda IX Kab Solok
2
26
10
29
2004
10
Porda X Swl Sjj
2
62
51
45
2006
11
Porda XI Agam
6
21
17
25
2010
12
Porprov XII 50 Kota
12
17
16
17
2012

Kabupaten pesisir Selatan 4 kali menduduki posisi Runner Up di Bawah Kota Padang, maka pada PORPROV  XII tahun 2012 prestasi olahraga Kabupaten Pesisir Selatan terlampaui oleh Bukittinggi, Kab. Pdg Pariaman, Kab. 50 Kota, Kab. Agam, Kab. Solok, Kab. Pasaman, Kab. Tanah Datar, Kota Payakumbuh, Kota Sawahlunto dan Kota Padang Panjang, Permasalahannya adalah kita tidak mampu membina cabang olahraga khusus dalam penyediaan bibit olahraga tingkat pelajar serta cabang olahraga prestasi tingkat Yunior dan Senior. Permasalahan lain adalah sarana dan prasarana tidak lagi memenuhi standar latihan, lemahnya koordinasi antar pemangku kepentingan (stakeholder) olahraga dengan Cabang Olahraga di tingkat Daerah; serta belum serasinya kebijakan tentang program pembinaan olahraga.

Berkaca pada hal tersebut di atas sudah semestinya kita secara bersama-sama menyatukan visi dan misi dan berkomitmen penuh terhadap Penguatan Sistem pembangunan Keolahragaan di Kabupaten Pesisir Selatan agar terciptanya national character building suatu Daerah, sehingga olahraga menjadi sarana strategis untuk membangun kepercayaan diri, identitas Daerah dan kebanggaan Daerah. Berbagai kemajuan pembangunan di bidang keolahragaan yang bermuara kepada meningkatnya budaya dan prestasi olahraga dalam hal ini Pemerintah dan DPRD dalam mendukung program keolahragaan terutama dalam segi penganggaran yang diaplikasikan dengan meningkatnya alokasi anggaran keolahragaan dari tahun ke tahun, Serta Upaya KONI terhadap Program Pembinaan Cabang-cabang Olahraga termasuk juga memotivasi dunia usaha untuk memberikan dana melalui Corporate Social Responsibility ( CSR ) dari industri nasional dan BUMN / BUMD dalam mendukung pengembangan kegiatan olahraga di masyarakat.

Disisi lain, Terkait dengan pembangunan Budaya Olahraga di masyarakat pada konsepnya pembinaan olah raga itu tidak lain untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat itu sendiri, sehingga secara konsisten perlu  menempatkan olah raga sebagai bagian integral dari pembangunan. Dengan demikian, olah raga ditempatkan bukan sekadar merespons tuntutan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya, tetapi ikut bertanggung jawab untuk memberikan arah perubahan yang diharapkan. Keteguhan terhadap komitmen ini didukung oleh begitu banyak fakta dan pengalaman bahwa olah raga yang dikelola dan dibina dengan baik akan mendatangkan banyak manfaat bagi warga masyarakat. Seperangkat nilai dan manfaat dari aspek sosial, kesehatan, ekonomi, psikologis dan pedagogis merupakan landasan yang kuat untuk mengklaim bahwa olah raga merupakan instrumen yang ampuh untuk melaksanakan pembangunan yang seimbang antara material, mental, dan spiritual.

Dari aspek sosial diakui bahwa olah raga merupakan sebuah aktivitas yang unik karena sangat potensial untuk memperkuat integrasi sosial. Secara bertahap dan bersusun dari unit kecil, komitmen emosional pada satu tujuan bersama dapat meningkat ke tingkat komunitas, masyarakat sebuah daerah hingga ke jenjang nasional. Itulah sebabnya olah raga, seperti yang sering kita alami dalam olah raga kompetitif, dipandang ampuh untuk membangun persatuan dan kesatuan nasional.
  
Pada teorinya Pembangunan Olahraga diarahkan untuk :
  1. Mengembangkan kebijakan dan manajemen penyusunan dan perencanaan program olahraga dalam upaya mewujudkan penataan sistem pembinaan dan pengembangan olahraga secara terpadu dan berkelanjutan;
  2. Meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat secara lebih luas dan merata untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani serta membentuk watak bangsa, sekaligus membangun konsepsi budaya olahraga di kalangan masyarakat ;
  3. Meningkatkan sarana dan prasarana olahraga yang sudah tersedia untuk mendukung pembinaan olahraga;
  4. Meningkatkan upaya pembibitan dan pengembangan prestasi olahraga secara sistematik, berjenjang dan berkelanjutan;
  5. Meningkatkan pola kemitraan dan kewirausahaan dalam upaya menggali potensi ekonomi olahraga melalui pengembangan industri olahraga;
  6. Mengembangkan sistem penghargaan dan meningkatkan kesejahteraan atlet, pelatih, dan tenaga keolahragaan.
Tujuan program penguatan sistem pembangunan keolahragaan untuk mewujudkan keserasian berbagai kebijakan keolahragaan. Kegiatan pokok yang dilakukan
a.       Pemetaan dan pendataan potensi Keolahragaan di Kecamatan2 se Kabupaten Pesisir Selatan;
b.      Pengkajian kebijakan-kebijakan pembangunan di bidang Olahraga;
c.       Pengembangan kemitraan pemerintah dengan masyarakat dalam pembangunan keolahragaan;
d.      Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan olahraga.
Suprastruktur dan Sistem pembinaan Olahraga
Perlu dilakukan penataan yang mencakup subsistem pendidikan jasmani (pendidikan olah raga), olah raga masyarakat (rekreasi) dan olah raga kompetitif untuk tujuan berprestasi. Ketiganya menyatu sebagai sebuah kesatuan.  Penataan dimaksudkan agar dapat dicapai manfaat yang optimal bagi segenap warga sesuai pesan Piagam Internasional Pendidikan Jasmani dan Olah Raga yang dideklarasikan oleh UNESCO, tahun 1978 di Paris. Piagam itu mengisyaratkan pendidikan jasmani dan olah raga sebagai hak asasi yang fundamental bagi setiap orang.
Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga adalah untuk meningkatkan budaya olahraga, kesehatan jasmani, mental dan rohani masyarakat dan anak didik mulai dari pendidikan dasar, menengah hingga tinggi; mendorong dan menggerakkan masyarakat agar lebih memahami dan menghayati langsung hakekat dan manfaat olahraga sebagai kebutuhan hidup; meningkatkan kegiatan olahraga termasuk olahraga masyarakat dan olahraga tradisional; meningkatkan upaya pemanduan bakat dan pembibitan olahraga sejak usia dini; serta mendukung upaya pencapaian prestasi olahraga yang setinggi-tingginya dalam kaitan dengan pembangunan sosial dan ekonomi untuk meningkatkan citra Daerah.
Kegiatan pokok yang dilakukan antara lain meliputi :
  1. Pemassalan olahraga bagi pelajar dan masyarakat;
  2. Peningkatan pemanduan bakat dan pembibitan olahraga;
  3. Peningkatan prestasi olahraga;
  4. Peningkatan profesionalisme pelatih, manajer, dan tenaga keolahragaan;
  5. Pengembangan sistem penghargaan dan kesejahteraan bagi atlet, pelatih, dan tenaga keolahragaan.
Sumber Daya dan Manajemen  Pembiayaan
Sumber daya dan manajemen pembiayaan olah raga perlu mendapatkan perhatian khusus, karena dewasa ini ancaman yang dibangkitkan oleh gaya hidup pasif, telah mendatangkan persoalan yang sangat merugikan kehidupan manusia dengan aneka bentuk penyakit degeneratif, penyakit kurang gerak, dengan rangkaian akibat yang terkait langsung seperti terserang penyakit jantung koroner, diabetes melitus, kolesterol tinggi, dan lain yang sejenis. Dari aspek kejiwaan, olah raga atau aktivitas jasmani yang dilakukan hingga intensitas memadai, moderat, sangat efektif sebagai wahana untuk meningkatkan ketahanan terhadap stres dan menanggulangi depresi. Melalui pendekatan pembelajaran keterampilan taktis misalnya, diketahui bahwa pendidikan jasmani dan olah raga efektif untuk membina keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Karena itu, para peneliti sampai pada kesimpulan bahwa aktivitas jasmani atau olah raga sangat bermanfaat untuk memupuk kemampuan memecahkan masalah.
Pendidikan jasmani merupakan peletak dasar untuk segala aspek meliputi fisik, mental, intelektual, sosial, dan emosional spiritual. Kecakapan berolah raga di sepanjang hayat untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat, memerlukan pembekalan keterampilan sejak awal. Kita dapat menilai seberapa jauh kultur olah raga sudah berkembang di suatu masyarakat atau Daerah bergantung pada kebiasaan mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani secara aktif. Dalam kaitan ini maka antara olah raga masyarakat (rekreasi), selalu ada interaksi dengan olah raga kompetitif-prestasi dalam suasana saling mendukung dan menunjang.
Olah raga dan kesehatan memiliki kaitan langsung dengan ekonomi. Dari aspek ekonomi, data yang diperoleh misalnya dari Korea dan Australia menunjukkan prospek olah raga yang sangat positif untuk ikut serta meningkatkan ekonomi melalui beberapa segmen industri olah raga, di antaranya peralatan dan perlengkapan serta konstruksi fasilitas olah raga.
Oleh karena itu, mengingat penting dan manfaat olahraga dalam kehidupan saharí-hari,  perlu mengerahkan sumber daya yang tersedia melalui sinergi antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Termasuk perlu digali potensi pembiayaan dari sumber-sumber pendanaan yang memungkinkan untuk mendukung kegiatan olahraga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar