![]() |
| Daryulisman, SH. M.I.Kom |
Olahraga dan Pembangunan :
Tidak dapat dipungkiri Olahraga telah
menjadi kebutuhan banyak pihak, tidak saja bagi insan-insan olahraga, tetapi
juga meliputi masyarakat umum. Olahraga telah masuk ke dalam domain publik dan
bukan lagi merupakan monopoli mereka yang mengaku insan olahraga semata.
Sebagian dari mereka berpandangan olahraga indentik dengan prestasi, sehingga
kalau membangun olahraga berarti membangun olahraga prestasi. Sementara
sebagian yang lain berpandangan bahwa olaharga yang diperuntukan bagi semua
orang (sport for all) lebih bermanfaat bagi bangsa yang sedang membangun.
Masalah pembangunan keolahragaan harus
ditelaah dan dipahami, serta dicari solusinya dari sudut pandang yang luas dan
mendasar. Dari kacamata kesisteman, sangat dipahami bahwa hasil pembinaan dalam
subsistem olahraga kompetitif yang menekankan pencapaian dan peningkatan
prestasi terkait langsung dengan subsistem lainnya, yakni pendidikan jasmani
(termasuk pendidikan olahraga) dan olahraga masyarakat. Semua subsistem itu
harus dibina dan dibentuk atas landasan yang kokoh, yakni partisipasi aktif dan
teratur secara meluas di kalangan masyarakat.
Rendahnya
budaya keolahragaan dapat dilihat dari upaya partisipasi masyarakat, ruang
terbuka, sumber daya manusia, dan kebugaran. Kondisi ini disebabkan oleh kesempatan
untuk beraktivitas olahraga, dikarenakan kurangnya lapangan dan fasilitas untuk
berolahraga, lemahnya koordinasi lintas lembaga dalam hal penyediaan fasilitas
umum untuk lapangan dan fasilitas olahraga bagi masyarakat umum dan tempat
permukiman. Selain itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga sebagai
landasan untuk menjaga kualitas kesehatan sekaligus kesadaran akan budaya
olahraga masih rendah.
Dalam
rangka menumbuhkan budaya olahraga untuk meningkatkan kemajuan pembangunan
olahraga, beberapa permasalahan yang harus diatasi adalah: masih
terkotak-kotaknya sistem dan manajemen keolahragaan dan belum terpadunya semua
unsur masyarakat; sarana dan prasarana tidak lagi memenuhi standar latihan;
belum adanya sistem informasi keolahragaan yang mutakhir yang dikelola secara
profesional serta jaringan kerjasama yang baik dalam pembinaan dan pengembangan
olahraga antar daerah, antar instansi, antar perkumpulan/organisasi olahraga
dan lain-lain.
Prestasi
Olahraga Kabupaten Pesisir Selatan yang semakin merosot, yang terlihat dari
menurunnya prestasi olahraga dalam Multi Event Pekan Olahraga Provinsi
(POPRPOV) ke XII yang berlangsung di Kabupaten 50 Kota pada tanggal 12 Desember
2012 kemaren dimana Pesisir Selatan hanya berada pada peringkat 7 besar paling
belakang dari 19 Kab/Kota di Sumatera Barat. Jika dilihat ke belakang di Mulai
pada PORDA I s.d XII :
No
|
Porda
Ke
|
Peringkat
|
Medali
|
Ket
|
||
Emas
|
Perak
|
Perunggu
|
||||
1
|
Porda I Padang
|
11
|
0
|
9
|
3
|
1986
|
2
|
Porda II BKT
|
5
|
4
|
0
|
4
|
1987
|
3
|
Porda III Batu Sangkar
|
7
|
2
|
4
|
12
|
1990
|
4
|
Porda IV Pdg Pjg
|
11
|
1
|
9
|
7
|
1992
|
5
|
Porda V Pariaman
|
2
|
16
|
14
|
15
|
1994
|
6
|
Porda VI Pasaman
|
8
|
4
|
16
|
22
|
1997
|
7
|
Porda VII Payakumbuh
|
4
|
15
|
9
|
13
|
1999
|
8
|
Porda VIII Painan
|
2
|
46
|
28
|
39
|
2002
|
9
|
Porda IX Kab Solok
|
2
|
26
|
10
|
29
|
2004
|
10
|
Porda X Swl Sjj
|
2
|
62
|
51
|
45
|
2006
|
11
|
Porda XI Agam
|
6
|
21
|
17
|
25
|
2010
|
12
|
Porprov XII 50 Kota
|
12
|
17
|
16
|
17
|
2012
|
Kabupaten
pesisir Selatan 4 kali menduduki posisi Runner Up di Bawah Kota Padang, maka
pada PORPROV XII tahun 2012 prestasi olahraga Kabupaten Pesisir Selatan terlampaui
oleh Bukittinggi, Kab. Pdg Pariaman, Kab. 50 Kota, Kab. Agam, Kab. Solok, Kab.
Pasaman, Kab. Tanah Datar, Kota Payakumbuh, Kota Sawahlunto dan Kota Padang
Panjang, Permasalahannya adalah kita tidak mampu membina cabang olahraga khusus
dalam penyediaan bibit olahraga tingkat pelajar serta cabang olahraga prestasi
tingkat Yunior dan Senior. Permasalahan lain adalah sarana dan prasarana tidak
lagi memenuhi standar latihan, lemahnya koordinasi antar pemangku kepentingan
(stakeholder) olahraga dengan Cabang Olahraga di tingkat Daerah; serta belum
serasinya kebijakan tentang program pembinaan olahraga.
Berkaca
pada hal tersebut di atas sudah semestinya kita secara bersama-sama menyatukan
visi dan misi dan berkomitmen
penuh terhadap Penguatan Sistem pembangunan Keolahragaan di Kabupaten Pesisir
Selatan agar terciptanya national
character building suatu Daerah, sehingga olahraga menjadi sarana strategis
untuk membangun kepercayaan diri, identitas Daerah dan kebanggaan Daerah.
Berbagai kemajuan pembangunan di bidang keolahragaan
yang bermuara kepada meningkatnya budaya dan prestasi olahraga dalam hal ini
Pemerintah
dan DPRD dalam mendukung program keolahragaan terutama dalam segi penganggaran
yang diaplikasikan dengan meningkatnya alokasi anggaran keolahragaan dari tahun
ke tahun, Serta Upaya KONI terhadap Program Pembinaan Cabang-cabang Olahraga termasuk
juga memotivasi dunia usaha untuk memberikan dana melalui Corporate Social Responsibility ( CSR ) dari industri nasional dan
BUMN / BUMD dalam mendukung pengembangan kegiatan olahraga di masyarakat.
Disisi
lain, Terkait dengan pembangunan Budaya Olahraga di masyarakat pada konsepnya
pembinaan olah raga itu tidak lain untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
itu sendiri, sehingga secara konsisten perlu menempatkan olah raga
sebagai bagian integral dari pembangunan. Dengan demikian, olah raga
ditempatkan bukan sekadar merespons tuntutan perubahan sosial, ekonomi, dan
budaya, tetapi ikut bertanggung jawab untuk memberikan arah perubahan yang
diharapkan. Keteguhan terhadap komitmen ini didukung oleh begitu banyak fakta
dan pengalaman bahwa olah raga yang dikelola dan dibina dengan baik akan
mendatangkan banyak manfaat bagi warga masyarakat. Seperangkat nilai dan
manfaat dari aspek sosial, kesehatan, ekonomi, psikologis dan pedagogis
merupakan landasan yang kuat untuk mengklaim bahwa olah raga merupakan
instrumen yang ampuh untuk melaksanakan pembangunan yang seimbang antara
material, mental, dan spiritual.
Dari
aspek sosial diakui bahwa olah raga merupakan sebuah aktivitas yang unik karena
sangat potensial untuk memperkuat integrasi sosial. Secara bertahap dan
bersusun dari unit kecil, komitmen emosional pada satu tujuan bersama dapat
meningkat ke tingkat komunitas, masyarakat sebuah daerah hingga ke jenjang nasional.
Itulah sebabnya olah raga, seperti yang sering kita alami dalam olah raga
kompetitif, dipandang ampuh untuk membangun persatuan dan kesatuan nasional.
Pada
teorinya Pembangunan Olahraga diarahkan untuk :
- Mengembangkan kebijakan dan manajemen penyusunan dan perencanaan program olahraga dalam upaya mewujudkan penataan sistem pembinaan dan pengembangan olahraga secara terpadu dan berkelanjutan;
- Meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat secara lebih luas dan merata untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani serta membentuk watak bangsa, sekaligus membangun konsepsi budaya olahraga di kalangan masyarakat ;
- Meningkatkan sarana dan prasarana olahraga yang sudah tersedia untuk mendukung pembinaan olahraga;
- Meningkatkan upaya pembibitan dan pengembangan prestasi olahraga secara sistematik, berjenjang dan berkelanjutan;
- Meningkatkan pola kemitraan dan kewirausahaan dalam upaya menggali potensi ekonomi olahraga melalui pengembangan industri olahraga;
- Mengembangkan sistem penghargaan dan meningkatkan kesejahteraan atlet, pelatih, dan tenaga keolahragaan.
Tujuan
program penguatan sistem pembangunan keolahragaan untuk mewujudkan keserasian
berbagai kebijakan keolahragaan. Kegiatan pokok yang dilakukan
a.
Pemetaan dan pendataan potensi
Keolahragaan di Kecamatan2 se Kabupaten Pesisir Selatan;
b.
Pengkajian kebijakan-kebijakan
pembangunan di bidang Olahraga;
c.
Pengembangan kemitraan pemerintah
dengan masyarakat dalam pembangunan keolahragaan;
d.
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan olahraga.
Suprastruktur
dan Sistem pembinaan Olahraga
Perlu
dilakukan penataan yang mencakup subsistem pendidikan jasmani (pendidikan olah
raga), olah raga masyarakat (rekreasi) dan olah raga kompetitif untuk tujuan
berprestasi. Ketiganya menyatu sebagai sebuah kesatuan. Penataan
dimaksudkan agar dapat dicapai manfaat yang optimal bagi segenap warga sesuai
pesan Piagam Internasional Pendidikan Jasmani dan Olah Raga yang dideklarasikan
oleh UNESCO, tahun 1978 di Paris. Piagam itu mengisyaratkan pendidikan jasmani
dan olah raga sebagai hak asasi yang fundamental bagi setiap orang.
Pembinaan
dan pemasyarakatan olahraga adalah untuk meningkatkan budaya olahraga,
kesehatan jasmani, mental dan rohani masyarakat dan anak didik mulai dari
pendidikan dasar, menengah hingga tinggi; mendorong dan menggerakkan masyarakat
agar lebih memahami dan menghayati langsung hakekat dan manfaat olahraga
sebagai kebutuhan hidup; meningkatkan kegiatan olahraga termasuk olahraga
masyarakat dan olahraga tradisional; meningkatkan upaya pemanduan bakat dan
pembibitan olahraga sejak usia dini; serta mendukung upaya pencapaian prestasi
olahraga yang setinggi-tingginya dalam kaitan dengan pembangunan sosial dan
ekonomi untuk meningkatkan citra Daerah.
Kegiatan
pokok yang dilakukan antara lain meliputi :
- Pemassalan olahraga bagi pelajar dan masyarakat;
- Peningkatan pemanduan bakat dan pembibitan olahraga;
- Peningkatan prestasi olahraga;
- Peningkatan profesionalisme pelatih, manajer, dan tenaga keolahragaan;
- Pengembangan sistem penghargaan dan kesejahteraan bagi atlet, pelatih, dan tenaga keolahragaan.
Sumber
Daya dan Manajemen Pembiayaan
Sumber
daya dan manajemen pembiayaan olah raga perlu mendapatkan perhatian khusus,
karena dewasa ini ancaman yang dibangkitkan oleh gaya hidup pasif, telah
mendatangkan persoalan yang sangat merugikan kehidupan manusia dengan aneka
bentuk penyakit degeneratif, penyakit kurang gerak, dengan rangkaian akibat
yang terkait langsung seperti terserang penyakit jantung koroner, diabetes
melitus, kolesterol tinggi, dan lain yang sejenis. Dari aspek kejiwaan, olah
raga atau aktivitas jasmani yang dilakukan hingga intensitas memadai, moderat,
sangat efektif sebagai wahana untuk meningkatkan ketahanan terhadap stres dan
menanggulangi depresi. Melalui pendekatan pembelajaran keterampilan taktis
misalnya, diketahui bahwa pendidikan jasmani dan olah raga efektif untuk
membina keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Karena itu, para peneliti
sampai pada kesimpulan bahwa aktivitas jasmani atau olah raga sangat bermanfaat
untuk memupuk kemampuan memecahkan masalah.
Pendidikan
jasmani merupakan peletak dasar untuk segala aspek meliputi fisik, mental,
intelektual, sosial, dan emosional spiritual. Kecakapan berolah raga di
sepanjang hayat untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat, memerlukan
pembekalan keterampilan sejak awal. Kita dapat menilai seberapa jauh kultur
olah raga sudah berkembang di suatu masyarakat atau Daerah bergantung pada
kebiasaan mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani secara aktif. Dalam
kaitan ini maka antara olah raga masyarakat (rekreasi), selalu ada interaksi
dengan olah raga kompetitif-prestasi dalam suasana saling mendukung dan
menunjang.
Olah
raga dan kesehatan memiliki kaitan langsung dengan ekonomi. Dari aspek ekonomi,
data yang diperoleh misalnya dari Korea dan Australia menunjukkan prospek olah
raga yang sangat positif untuk ikut serta meningkatkan ekonomi melalui beberapa
segmen industri olah raga, di antaranya peralatan dan perlengkapan serta
konstruksi fasilitas olah raga.
Oleh karena itu, mengingat penting dan manfaat
olahraga dalam kehidupan saharÃ-hari, perlu mengerahkan sumber daya yang
tersedia melalui sinergi antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Termasuk perlu digali potensi pembiayaan dari sumber-sumber pendanaan yang memungkinkan
untuk mendukung kegiatan olahraga

Tidak ada komentar:
Posting Komentar